Kamis, 17 Maret 2011

Suasana di Selasar Musholla Kampus FISIP UNPAD

Bingung nunggu kawan kawan pada sholat *menghargai cing* , lebih baik saya ngeblogging sekelak .

Mungkin ini akibat saya belajar dengan mata kuliah FILSAFAT ILMU yang menuntut untuk berfikir radikal .
Dan sekarang saya mencoba untuk memperhatikan lebih dalam lagi tentang orang orang disekitar saya .
Ya , lebih dalam lagi mencoba untuk mengerti kehidupan luar..

Ditengah tengah ketidakMAMPUan kita sebagai seorang mahasiswa , ternyata masih banyak hal hal yang membuat kita semakin beruntung dengan segala yang kita punya . Yang saya maksud dengan ketidak mampuan sendiri itu ketika kita saya sebagai seorang mahasiswa bener bener merasa tidak punya apa apa di akhir bulan , atau pun terlambat mendapat kiriman (lol). Dan semakin beruntung ketika menyadari bahwa kita MAMPU dalam mengecap pendidikan sebagai seorang mahasiswa .

Sekumpulan mahasiswa sedang diskusi mungkin sebagai calon kaum intelektual


Atau bisa juga mengerjakan berbagai tugas dari dosen yang menumpuk demi membentuk diri menjadi intelek yang berkualitas


Tapi di lain hal ,Jangan kan untuk berfikir memberi, tapi apa pernah kita memberi sedikit waktu untuk memperhatikan mereka . Hanya sekedar memperhatikan dan memikirkan kenapa dan bagaimana ini semua terjadi pada mereka ?

Mengapa ada pekerjaan ini di negara sekaya Indonesia ( ccakupan yang lebih luas) atau bahkan terjadi di KAMPUS FISIP sendiri ?


Mengapa mereka yang di usia seharusnya sudah duduk bersantai melihat anak cucu yang mengasihi mereka ,namun masih mengenyam pekerjaan seperti ini ?



Saya mencoba untuk berfikir, bahwa kaisan ini tidak semata mata hanya untuk sejengkal perut bapak ini saja , tapi mungkin untuk jengkalan  perut anak istrinya..


Seorang wanita tua yang masih harus menyambung hidupnya dengan menjual gorengan mungkin


Dan kalian tau perbedaan dari ketiga objek gambar ini ? Seorang mahasiswa, seorang anak yang harus mengenyam pendidikan , dan alat jualan . saya harap kita mempunya interpretasi yang sama..


Tegukan haus seorang kepala keluarga ..


Dan temen temen , itu terjadi tidak jauh dari kita .Sehingga kita ga perlu pergi ketempat perkumuhan atau panti asuhan atau kejalanan untuk membuktikan betapa mirisnya keadaan negara Indonesia kita yang sangat kaya ini . Sangat sangat dekat . Ya, sangat dekat dan tiap hari  itu kita jumpai . Terkadang saya berfikir , saya seorang anak FISIP , tapi suatu saat nanti saya ketika lulus, saya belum mau terjun langsung kedunia politik , tapi ingin terjun langsung ketempat masyarakat, mengabdi untuk mereka .

Mungkin sekarang belum bisa , tapi suatu saaat nanti HARUS. Ingin sekali membantu . Ya , saya janji dalam hati dan blog ini mungkin akan menjadi saksi . Berusaha untuk meperdayakan masyarakat kecil , bukan untuk memperburuh mereka .Karena saya baru menyadari ,bahwa saya sendiri dapat berkuliah seperti ini dengan fasilitas yang lengkap , itu semua karena masyarakat , pajak yang mereka kumpulkan . Sangat terkejut ketika menyadari hal itu . Ya, Belajar, meneliti dan mengabdi !

Semoga menjadi insprasi..
*ditulis jam 16.19 @selasar Musholla FISIP UNPAD*

4 komentar:

  1. sangat terharu bacanya :)
    jadi ingin belajar sambil diskusi citra nih..
    jika diperbolehkan..
    nasib bangsa ini seperti pepatah, seekor tikus yang mati di lumbung padi..
    nice blog :)

    trianda surbakti. fpik unpad 09

    BalasHapus
  2. haha , makasih bang
    tapi citra hanya sekedar berusaha memberi perhatian lebih ama mereka kok .
    kalo untuk lebih jauh lagi, ya citra masih harus banyak belajar lagi untuk itu .
    hahah
    boleh boleh kapan kapan diskusi =)
    mungkin banyak hal yang bisa citra dapet dari abang sendiri hehe

    BalasHapus
  3. lumayan krtis memahami suasana sekitar, emang sih kita sebagai mahasiswa FISIP apalagi jurusan administrasi publik yang kedepannya adalah seorang yang akan memimpin negara ini, jadi dari hal kecil seperti ini saja sudah merupakan modal kecil untuk kita memahami masih buruknya birokrasi dinegeri ini. :D

    BalasHapus
  4. ahaha, agak sensitif mendengar kata birokrasi . yah birokrasi negeri ini sudah seperti benang yang sangat kusut dengan slogan "kalau bisa dipersulit kenapa mesti dipermudah" hahha

    berharap kita menjadi seorang pemimpin yang masih mau melihat hal hal kecil ketika sudah menjad besar sekali pun :)

    BalasHapus